Lahan, Ayon (2025) POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ACEH DALAM MENGATASI FASE KRISIS DAN ADAPTASI CULTURE SHOCK DI YOGYAKARTA. S1 - Sarjana thesis, Universitas AMIKOM Yogyakarta.
![]() |
Text (COVER-ABSTRAK)
COVER.pdf Download (990kB) |
![]() |
Text (BAB I)
BAB I.pdf Download (402kB) |
![]() |
Text (BAB II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
![]() |
Text (BAB III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (382kB) |
![]() |
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (994kB) |
![]() |
Text (BAB V)
BAB V.pdf Download (93kB) |
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA-LAMPIRAN)
Daftar Pustaka dan Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
![]() |
Text (PUBLIKASI)
Publikasi.pdf Restricted to Repository staff only Download (402kB) |
Abstract
Mahasiswa asal Aceh yang menempuh pendidikan di Yogyakarta harus menyesuaikan diri dengan budaya lokal yang memiliki nilai dan kebiasaan berbeda. Perbedaan ini tidak jarang menimbulkan culture shock, terutama dalam fase awal perkuliahan, yang dapat memengaruhi kondisi emosional dan proses belajar l mereka. Penelitian inil bertujuan mengungkap pola komunikasil yang digunakan l mahasiswa Aceh di Yogyakarta untuk mengatasi fase krisis dan beradaptasi terhadap culture shock. Pendekatan kualitatif digunakan dengan teknikl pengumpulan l data berupa wawancara mendalam, observasil partisipatif, dan l dokumentasi; data l dianalisis melalui tahap reduksi, l penyajian, dan penarikanl kesimpulan. Hasill menunjukkan bahwal krisis muncul karena perbedaan mencolok dalam nilai, norma sosial, serta gaya komunikasi: budaya Aceh yang tegas dan langsung bertemu dengan budaya Jawa yang lebih halus dan tidak konfrontatif, memicu rasa keterasingan, kebingungan, dan kecemasan sosial. Pada interaksi internal, mahasiswa Aceh mengandalkan pola komunikasi primersirkular yang menegaskan kedekatan simbolik dan soliditas kelompok; sebaliknya, dalam interaksi eksternal mereka cenderung menggunakan pola linear-sekunder yang bersifat satu arah dan memanfaatkan media digital untuk meminimalkan tekanan sosial. Strategi adaptasi yang muncul meliputi strategi kognitif belajar norma lokal melalui observasi dan konten daring serta strategi emosional berupa penerimaan, kesabaran, dan keterbukaan. Kombinasi strategi ini efektif membawa mahasiswa melewati fase krisis menuju integrasi budaya tanpa kehilangan identitas asal, tercermin pada kemampuan membangun “identitas ganda” yang luwes. Temuan ini menegaskan pentingnya dukungan institusional dan program pendampingan komunikasi antarbudaya guna meningkatkan kesejahteraan psikososial dan prestasi akademik mahasiswa perantau.
Item Type: | Thesis (S1 - Sarjana) | ||
---|---|---|---|
Contributor: |
|
||
Uncontrolled Keywords: | Pola Komunikasi, Culture Shock, Fase Krisis, Fase Adaptasi | ||
Subjects: | 300 – Ilmu Sosial > 300 Ilmu sosial > 302.2 Ilmu Komunikasi | ||
Divisions: | Fakultas Ekonomi & Sosial > Ilmu Komunikasi | ||
Depositing User: | RC Universitas AMIKOM Yogyakarta | ||
Date Deposited: | 10 Sep 2025 03:15 | ||
Last Modified: | 10 Sep 2025 03:15 | ||
URI: | http://eprints.amikom.ac.id/id/eprint/30576 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |