Muammam, Muhammad Nabil (2025) ANALISIS SELECTIVE HUMANITARIANISM DALAM KEBIJAKAN UNI EROPA: PERBEDAAN BANTUAN KEMANUSIAAN UNTUK PENGUNGSI UKRAINA DAN PALESTINA (2022-2024). S1 - Sarjana thesis, Universitas AMIKOM Yogyakarta.
|
Text (COVER-ABSTRAK)
COVER.pdf Download (2MB) |
|
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf Download (366kB) |
|
|
Text (BAB II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (467kB) |
|
|
Text (BAB III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (139kB) |
|
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
|
Text (BAB V)
BAB V.pdf Download (139kB) |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA-LAMPIRAN)
Daftar Pustaka dan Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (296kB) |
|
|
Text (PUBLIKASI)
Publikasi.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini membahas praktik selective humanitarianism dalam kebijakan Uni Eropa (UE) dengan membandingkan respons terhadap pengungsi Ukraina dan Palestina pada periode 2022–2024. Meskipun keduanya memicu krisis kemanusiaan berskala besar, UE menunjukkan respons yang cepat, terkoordinasi, dan menyeluruh terhadap pengungsi Ukraina, sedangkan terhadap pengungsi Palestina responsnya cenderung terbatas dan prosedural. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus komparatif. Kerangka teoretis utama adalah konstruktivisme Alexander Wendt untuk menelaah peran identitas, norma, dan wacana dalam membentuk perilaku UE. Konsep selective humanitarianism Didier Fassin digunakan untuk mengungkap bagaimana faktor politik, moral, dan sosial memengaruhi penentuan pihak yang dianggap “layak” memperoleh bantuan. Analisis dilakukan melalui perpaduan Critical Discourse Analysis (Fairclough), dan Discourse-Historical Approach (Wodak) untuk menangkap dimensi institusional, historis, dan representasi media. Temuan penelitian menunjukkan bahwa praktik selective humanitarianism UE dibentuk oleh interaksi berbagai faktor, antara lain kepentingan geopolitik, kedekatan geografis dan kultural, konstruksi identitas, serta narasi media. Pengungsi Ukraina umumnya diposisikan sebagai bagian dari “keluarga Eropa,” sehingga memperoleh solidaritas cepat dan perlindungan hukum kolektif. Sebaliknya, pengungsi Palestina lebih sering direpresentasikan melalui bingkai politik-keamanan, yang berdampak pada terbatasnya bantuan serta inkonsistensi perlindungan. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa respons kemanusiaan tidak sepenuhnya ditentukan oleh kebutuhan universal, melainkan juga dipengaruhi oleh konstruksi sosial dan kepentingan strategis. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi pada kajian hubungan internasional melalui pengayaan pemahaman mengenai keterkaitan antara kemanusiaan, politik, serta peran normatif dalam kebijakan global Uni Eropa.
| Item Type: | Thesis (S1 - Sarjana) | ||
|---|---|---|---|
| Contributor: |
|
||
| Uncontrolled Keywords: | Selective Humanitarianism, Uni Eropa, Pengungsi Ukraina, Pengungsi Paestina, Konstruktivisme | ||
| Subjects: | 300 – Ilmu Sosial > 320 Ilmu politik > 327 Hubungan internasional | ||
| Divisions: | Fakultas Ekonomi & Sosial > Hubungan Internasional | ||
| Depositing User: | RC Universitas AMIKOM Yogyakarta | ||
| Date Deposited: | 05 Nov 2025 02:50 | ||
| Last Modified: | 05 Nov 2025 02:50 | ||
| URI: | http://eprints.amikom.ac.id/id/eprint/30910 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |

