PERBANDINGAN CLEAN ARCHITECTURE DAN HEXAGONAL ARCHITECTURE PADA PENGEMBANGAN APLIKASI MULTIPLATFORM MENGGUNAKAN FRAMEWORK FLUTTER

Briansah, Nofal (2025) PERBANDINGAN CLEAN ARCHITECTURE DAN HEXAGONAL ARCHITECTURE PADA PENGEMBANGAN APLIKASI MULTIPLATFORM MENGGUNAKAN FRAMEWORK FLUTTER. S1 - Sarjana thesis, Universitas AMIKOM Yogyakarta.

	Text (COVER-ABSTRAK) COVER.pdf Download (1MB)
	Text (BAB I) BAB I.pdf Download (220kB)
	Text (BAB II) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (767kB)
	Text (BAB III) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (846kB)
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (392kB)
	Text (BAB V) BAB V.pdf Download (122kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA-LAMPIRAN) Daftar Pustaka dan Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (287kB)
	Archive (SOURCE CODE) Sourcecode - 18.11.2253.zip Restricted to Repository staff only Download (2MB)
	Text (PUBLIKASI) Publikasi.pdf Restricted to Repository staff only Download (757kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penerapan Clean Architecture dan Hexagonal Architecture dalam pengembangan aplikasi multiplatform berbasis Flutter, dengan fokus pada efisiensi pengujian dan pengelolaan dependensi eksternal. Metode yang digunakan adalah analisis komparatif eksperimental, di mana dua aplikasi dengan fitur identik yaitu percakapan AI berbasis Google Gemini API dibangun dan diuji pada tiga platform, Android, Linux, dan Web. Evaluasi dilakukan berdasarkan tiga aspek utama, struktur arsitektur, pengelolaan dependensi eksternal, dan performa unit test. Hasil menunjukkan bahwa kedua pendekatan arsitektur mendukung prinsip modularitas, separation of concerns, dan testability. Pada aspek performa, Clean Architecture mencatat rata-rata waktu eksekusi unit test sebesar 35,45 ms, sedikit lebih efisien dibandingkan Hexagonal Architecture dengan 41,17 ms. Perbedaan signifikan terlihat pada pengelolaan dependensi eksternal. Clean Architecture menggunakan pendekatan pemisahan lapisan tanpa kontrak eksplisit terhadap dependensi eksternal, yang sederhana namun kurang fleksibel terhadap perubahan teknologi. Sebaliknya, Hexagonal Architecture menerapkan pola ports and adapters secara eksplisit, yang memungkinkan pengujian lebih fleksibel dan penggantian dependensi eksternal tanpa mengubah logika inti. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pemilihan arsitektur sangat bergantung pada konteks proyek. Clean Architecture cocok untuk sistem yang sederhana dan tim kecil, sementara Hexagonal Architecture lebih tepat untuk sistem kompleks yang membutuhkan fleksibilitas dan skalabilitas jangka panjang.

Actions (login required)

View Item