Risnu, Risnu (2025) ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS, DAN PDRB TERHADAP VOLUME EKSPOR KARET DI PROVINSI SUMATERA SELATAN. S1 - Sarjana thesis, Universitas AMIKOM Yogyakarta.
![]() |
Text (COVER-ABSTRAK)
COVER.pdf Download (998kB) |
![]() |
Text (BAB I)
BAB I.pdf Download (605kB) |
![]() |
Text (BAB II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
![]() |
Text (BAB III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (258kB) |
![]() |
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (482kB) |
![]() |
Text (BAB V)
BAB V.pdf Download (110kB) |
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA-LAMPIRAN)
Daftar Pustaka dan Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (468kB) |
![]() |
Text (PUBLIKASI)
Publikasi.pdf Restricted to Repository staff only Download (884kB) |
Abstract
Indonesia memiliki sistem perekonomian terbuka sehingga sangat bergantung pada perdagangan internasional. Sebagai negara berkembang, Indonesia senantiasa melakukan ekspansi perekonomiannya di berbagai industri seperti sektor pertanian dalam komoditas perkebunan khususnya ekspor karet. Subsektor perkebunan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap stabilitas makroekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan penyediaan bahan baku bagi sektor hilir produk pertanian. Indonesia merupakan negara dengan ekspor karet terbesar kedua di dunia setelah Thailand. Hasil perkebunan menyumbang sebagian besar pendapatan devisa industri pertanian di Indonesia. Ekspor merupakan kegiatan yang menghasilkan sejumlah besar uang asing, sehingga dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi atau setidaknya melakukan rencana ekspansi. Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang diandalkan Indonesia untuk meningkatkan pendapatan devisa negara. Dikarenakan komoditas karet mempunyai peranan yang sangat penting dalam ekspor Indonesia, dan karet menduduki peringkat kedua setelah minyak sawit. Negara-negara Asia tenggara seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia merupakan eksportil karet terbesar di dunia, sedangkan Tiongkok, India dan negara-negara Asia Pasifik lainnya menjadi importir terbesar. Di Indonesia sendiri Provinsi Sumatera Selatan merupakan Provinsi dengan penyumbang karet terbesar di Indonesia dikarenakan Provinsi ini memiliki luas perkebunan karet sebesar 773,34 ribu hektar dan mewakili 25 % dari luas perkebunan karet nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa apakah adanya pengaruh atau tidak antara variabel inflasi, variabel kurs, dan variabel PDRB terhadap variabel dependen (volume ekspor karet). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif berdasarkan data yang diambil dari BPS berupa data time series yaitu variabel inflasi, kurs dan PDRB. Teknik analisis yang digunakan adalah menggunakan Regresi Linier Berganda dengan menggunakan model Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh secara signifikan, variabel kurs demikian juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor karet Provinsi Sumatera Selatan. Sedangakn untuk variabel PDRB berpengaruh seignifikan terhadap volume ekspor karet di Provinsi Sumatera Selatan. R-square memiliki nilai koefisien sebesar 0,721589 atau 72,1 % dengan demikian secara simultan variabel inflasi, kurs, dan PDRB berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor karet Provinsi Sumatera Selatan.
Item Type: | Thesis (S1 - Sarjana) | ||
---|---|---|---|
Contributor: |
|
||
Uncontrolled Keywords: | Inflasi, Kurs, PDRB, Karet, Ekspor | ||
Subjects: | 300 – Ilmu Sosial > 330 Ekonomi > 330 Ekonomi | ||
Divisions: | Fakultas Ekonomi & Sosial > Ekonomi | ||
Depositing User: | RC Universitas AMIKOM Yogyakarta | ||
Date Deposited: | 16 Apr 2025 06:31 | ||
Last Modified: | 16 Apr 2025 06:31 | ||
URI: | http://eprints.amikom.ac.id/id/eprint/29441 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |