PENGARUH KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI FEMINIS TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN DI PARLEMEN SWEDIA

Aprianti, Milda (2021) PENGARUH KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI FEMINIS TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN DI PARLEMEN SWEDIA. S1 - Sarjana thesis, Universitas AMIKOM Yogyakarta.

	Text (COVER-ABSTRAK) COVER.pdf Download (1MB)
	Text (BAB I) BAB I.pdf Download (220kB)
	Text (BAB II) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text (BAB III) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (666kB)
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (657kB)
	Text (BAB V) BAB V.pdf Download (81kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA - LAMPIRAN) Daftar Pustaka dan Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (220kB)
	Text (PUBLIKASI) Publikasi_17.95.0022_Milda Aprianti - Milda Aprianti.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Politik luar negeri feminis merupakan salah satu kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah Swedia pada tahun 2014 saat Margot Wallstrom diangkat menjadi seorang menteri luar negeri. Menteri luar negeri feminis Swedia yaitu Margot Wallstrӧm tersebut memiliki tiga fokus utama dalam menerapkan kebijakannya yakni hak (Rights), representasi (Representation) dan sumber daya (Resources). Kurangnya keterwakilan perempuan dalam politik dan parlemen menjadi salah satu faktor perumusan kebijakan ini. Maka dari itu, untuk mengetahui perkembangan representasi perempuan dalam politik dan parlemen tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dibagi menjadi dua bagian yaitu metode analisis dan studi pustaka. Konsep partisipasi politik perempuan dan konsep kebijakan luar negeri merupakan landasan utama yang digunakan untuk mengetahui bahwa kebijakan ini sangat berperan penting dalam meningkatkan representasi perempuan dalam politik dan parlemen Swedia. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan melalui data dengan hasil penelitian menunjukkan bahwasanya, sejak tahun 1974, jumlah representasi perempuan dalam politik meningkat hingga 40 % dan sejak saat itu persentase perempuan di parlemen tidak pernah kurang dari 40 %.

Actions (login required)

View Item